(tidak sengaja) Blusukan, part 1 - Kampung Sosrokusuman

Entah memang sudah habit atau turun temurun dari simbah (kakek/nenek), aku memang suka mencari jalan pintas atau jalan tikus jika ingin pergi ke suatu tempat. Jalan pintas itu bisa jadi jalan pintas atau jalan-jalan kecil seperti gang yang memotong lajur sehingga lebih cepat. Nah, kalau sudah begini biasanya malah tidak sengaja jadi blusukan karena ternyata mungkin di tempat itu ada sesuatu yang tiba-tiba menarik hati. Blusukan diambil dari bahasa Jawa yang berarti masuk-masuk ke tempat tertentu untuk mengetahui sesuatu. 

Seperti siang tadi, aku tidak sengaja blusukan saat mencari jalan pintas. Oleh karena itu, judul post ini adalah (tidak sengaja) Blusukan dan mengapa part 1? Karena siapa tahu mungkin akan ada part 2 hehe.

(tidak sengaja) Blusukan kali ini bertempat di sekitar Malioboro. Di gang-gang penghubung Jalan Mataram dengan Jalan malioboro lebih tepatnya. Gang tersebut adalah gang Sosrokusuman. Letaknya di sebelah persis Kantor Gubernur DIY tapi yang sisi Jalan Mataram. 

Siang tadi dengan nekatnya aku, mama, dan adik perempuanku pergi ke Malioboro. Bagi warga Yogyakarta pasti sudah tahu benar di saat libur panjang begini memutuskan untuk pergi ke Kawasan Malioboro adalah bunuh diri. Kami order gocar dan akhirnya memutuskan untuk turun di Jalan Mataram saja karena pasti tidak akan dapat masuk ke Kawasan Malioboro. Yak, tepat sekali. Mulai dari persimpangan Hotel Melia Purosani jalanan sudah padat merayap. Sebelum pertigaan Jalan Mataram dan Jalan Mas Suharto akhirnya kami memutuskan untuk turun saja dan menyusuri gang kecil sehingga diver gocar tidak kesulitan untuk keluar dari jalur padat merayap tersebut. 

Sebenarnya kami biasa menyusuri gang kecil untuk tiba di Jalan Malioboro tetapi kali ini berbeda. Kami sok ngide lewat gang Suryatmajan RW 10 yang tepat ada di depan pintu mobil gocar kami. Kami kira akan langsung menuju Jalan Malioboro. Saat menyusuri gang tersebut kami sudah merasa parno karena memang tidak pernah lewat gang tersebut. Sing penting yakin (yang penting yakin) semua jalan di gang-gang di sana akan mengarah ke Jalan Malioboro. Kami menemukan persimpangan, ke arah kiri dan lurus. Pikir kami kalau mengambil arah kiri akan sampai ke Jalan malioboro, begitu logikanya. Eh yang kami temukan jalan buntu. Kami segera mengambil arah sebaliknya dan jalan tersebut mengarah ke depan Kantor Gubernur DIY yang sisi Jalan Mataram. Haha itu tidak jauh dari tempat kami turun dari mobil gocar. Untung di sebelah Kantor Gubernur DIY ada gang lagi dan gang tersebut tampaknya hanya memiliki satu jalur yaitu lurus dan tepat ke arah Jalan Malioboro.

Gang tersebut adalah gang Sosrokusuman. Awalnya aku tidak berekspektasi ada sesuatu yang menarik perhatianku saat melewati gang tersebut. Namun, saat melewati deretan tembok yang dicat dan diorek-orek mataku menangkap sesuatu yang menarik. Terdapat mural yang mungkin dilukis oleh warga kampung Sosrokusuman. Mirip-mirip Haji Lane di Singapore lah. Di sini yang menarik adalah tema dari mural tersebut adalah sarkasme tentang keadaan Yogyakarta saat ini. Suara-suara masyarakat yang hanya dapat dituangkan melalui mural.

Ada mural yang berbunyi "Behind your hotel" karena memang letak Kampung Sosrokusuman adalah di belakang Jalan Malioboro dan hotel-hotelnya.

Lalu ada lukisan yang menyindir keadaan Yogyakarta yang dipenuhi gedung-gedung bertingkat.

Ada yang lebih menarik yaitu lukisan seorang anak sedang menatap 'sesuatu' yang hilang lalu ditanya oleh seseorang apa yang sedang ia cari. Anak itu menjawab sedang mencari Kampung Sosrokusuman, tempat tinggalnya, yang hilang karena tergerus pembangunan hotel-hotel dan pariwisata di Malioboro.

Itu gelitikan karena memang dilukiskan dengan karikatur yang lucu. Namun, sarkasmenya lebih mengena lagi. Tidak banyak gambar mural yang dapat kuabadikan karena sedang terburu-buru dan memang jalanan gang tersebut ramai. Harus pintar-pintar mengambil kesempatan untuk jepret foto.

Mungkin, teman-teman boleh mampir sebelum gambar-gambar tersebut hilang terhapus zaman dan air hujan atau lumut. Monggo dipersilakan langsung menyusuri Kampung Sosrokusuman. 

! Kebanyakan bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa, bagi teman-teman yang tidak mengerti artinya dapat bertanya ke aku hihi !

aku berfoto dengan latar belakang mural bertema sarkas

salah satu gambar mural di Gang Sosrokusuman

adik perempuanku berfoto dengan latar belakang mural bertema sarkas

Semoga kalimat-kalimat dari suara masyarakat yang terlukiskan di dalam mural dapat didengar semua kalangan dan menjadi aware bahwa ada yang akan terenggut jika pariwisata di Malioboro kian massive.  (terlebih untukku).

---

Ke mana lagi langkah kakiku membawaku pergi? Yuk ikuti!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INSTAGRAM