Jelajah hingga ke sudut-sudut Pura Mangkunegaran

Belum lengkap rasanya jika sudah menulis tentang Kraton Kasunanan Surakarta tetapi belum menulis tentang Pura Mangkunegaran milik Kadipaten Mangkunegaran.

Setelah perjalananku ke Kraton Kasunanan Surakarta, sebenarnya aku langsung melanjutkan berkunjung ke Pura Mangkunegaran. Namun, baru sempat kutuliskan sekarang. Lama sekali ya hahahaha maaf.

Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran


Jika Kraton Kasunanan Surakarta berwarna dominan biru dan sudah tampak megah dari awal memasuki pintu gerbangnya, Pura Mangkunegaran ini berbeda. Warna dominannya adalah warna alam, yaitu kecokelatan tetapi tetap senada dengan Kraton Kasunanan Surakarta karena dibalut dengan warna pastel pula. Tampak depannya tidak semegah tampak depan Kraton Kasunanan Surakarta.
Kavallerie - Artillerie

Memasuki gerbang depan menuju loket, aku melewati lapangan, mungkin dapat dikatakan alun-alun Mangkunegaran, yang rumputnya terpangkas rapi dan di ujung sebelah kanan lapangan terdapat bangunan bertuliskan Kavallerie - Artillerie. Bangunan tersebut merupakan kandang kuda dan tempat pasukan berkuda dari Pura Mangkunegaran.

Berkunjung ke Pura Mangkunegaran cukup membayar Rp10.000,00. Pura Mangkuengaran menyediakan pemandu tetapi tiket masuk tadi belum termasuk tip pemandu. Saat itu, aku dipandu oleh seorang pelajar yang masih duduk di bangku Sekolah Menegah Kejuruan di Magetan.

Keluar dari ruangan yang merupakan loket masuk, langsung disambut oleh megahnya Pendopo Ageng. Di depannya terdapat kolam yang dihiasi patung anak kecil menunggang angsa.

Pendopo Ageng tampak depan

Pendopo Ageng ini merupakan bangunan pertama yang dapat dijelajahi di Pura Mangkunegaran. Pendopo ini masih digunakan untuk latihan gamelan atau tari dan untuk pertunjukan tari dengan diiringi musik gamelan.



! Memasuki Pendopo Ageng harus melepas alas kaki, tenang disediakan plastik untuk membawa alas kaki selama berada di Pendopo Ageng !


Pendopo Ageng ini didominasi warna hijau tosca atau hijau pastel. Kesan mewah dari Pendopo ini muncul dari dominasi warnanya tersebut dan ditambah pula terlihat dari lantainya yang terbuat dari marmer yang katanya didatangkan langsung dari Italia, hiasan dinding dan hiasan atap juga lampu-lampu indah yang bergelantungan di atap-atap pendopo. Hiasan atapnya merupakan lambang dari Kadipaten Mangkunegaran. 

Jendela di salah satu sudut Pendopo Ageng
Setelah melewati pendopo, saatnya memasuki nDalem Pura Mangkunegaran. Pemandu memanduku memasuki Rekso Pustoko yaitu tempat koleksi benda-benda kerajaan. Namun sayang, di dalam Rekso Pustoko dilarang mengambil gambar dan merekam video. Di dalam Rekso Pustoko tetap tidak diperkenankan memakai alas kaki.

Alas kaki diperkenankan dipakai kembali setelah keluar dai Rekso Pustoko dan mulai menyusuri selasar dari tempat tinggal Adipati Mangkunegaran dan keluarganya. Oh ya, Pura Mangkunegaran masih menjadi tempat tinggal Adipati Mangkunegaran dan keluarganya.

ruang pertama setelah keluar dari Rekso Pustoko, mungkin semacam ruang tamu
salah satu selasar di Pura Mangkunegaran
Terdapat selasar yang tidak diperbolehkan untuk diselusuri oleh pengunjung. Menuju selasar yang diperbolehkan diselusuri oleh pengunjung, pemandu memanduku melewati taman di dalam Pura mangkunegaran. Taman tersebut rindang dan banyak ditanami aneka bunga. Di sana juga terdapat burung koleksi Pura Mangkunegaran dan unggas lainnya.



Terdapat beberapa koleksi yang dipamerkan di sepanjang selasar. Namun, tidak kuabadikan karena koleksi tersebut berupa foto-foto keluarga. Mungkin bersifat pribadi sehingga tidak berani kuabadikan. Namun, terdapat koleksi lainnya berupa patung-patung, perkakas, kostum dan baju kerjaan yang disimpan di salah satu ruangan, dan lain-lain.

Hal yang menarik perhatianku ada di ujung taman dan selasar, yaitu ruang pertemuan Pura Mangkunegaran. Warnanya sangat cantik, keemasan dan dibalut warna pink pastel. Di atasnya terdapat chandelier yang berwarna keemasan pula. Ruang pertemuan ini digunakan untuk pertemuan seluruh anggota keluarga ataupun menerima kunjungan tamu penting.

Ruang pertemuan Pura Mangkunegaran
Di sebelah ruang pertemuan, terdapat ruang yang didominasi warna cokelat. Ruangan tersebut merupakan ruang makan. Ruangan ini terkesan nyaman dan desain serta ornamennya juga klasik. Sederhana tetapi klasik. Langit-langit ruang makan ini terbuat dari cermin.




Keluar dari ruang makan ini merupakan akhir dari kunjunganku untuk berkeliling menengok rumah megah dari Adipati Mangkunegaran dan keluarganya ini. Pemandu mengakhiri turnya dengan menunjukkan arah bahwa kami harus menyusuri jalan untuk keluar dari kompleks tempat tinggal yang nyaman ini.

Ada rasa yang berbeda di kunjungan ke Pura Mangkunegaran ini dibandingkan kunjungan ke istana-istana milik Kerajaan Mataram Baru. Pura Mangkunegaran lebih terbuka mempersilakan pengunjung untuk menilik hingga hampir sudut-sudut dari istananya.

Simpang siur juga terdengar kabar bahwa Pura Mangkunegaran membuka paket wisata Royal Dinner dan jamuan minum teh. Namun ketika kabar tersebut saya konfirmasi ke pemandu sayangnya pemandu kurang mengetahui kebenaran kabar tersebut.

Jika kabar tersebut benar, maka mengikuti jamuan minum teh dan/atau Royal Dinner dapat kumasukkan ke daftar bucket list! Bayangkan saja ikut jamuan minum teh dan/atau Royal Dinner dengan tata cara kerajaan di Surakarta pasti menyenangkan!

Pura Mangkunegaran dapat jadi salah satu alternatif jika berkunjung ke Surakarta. Pastikan kamu pernah menginjangkan dan melangkahkan kakimu ke sini sebelum mengeksplor sudut-sudut Kota Surakarta lainnya, ya!

---

Pura Mangkunegaran - Jalan Ronggowarsito, Keprabon, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah, 57131

Jam buka:
-Senin -- Jumat 08:30 -- 14:00
-Sabtu -- Minggu 08:30 -- 15:00

Tiket masuk
- Domestik: Rp10.000,00
- Mancanegara: Rp20.000,00
- tidak termasuk tip pemandu

---

Ke mana lagi langkah kakiku membawaku pergi? Yuk ikuti!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INSTAGRAM