Internshipku di Kementerian Pariwisata ini merupakan kegiatan internship (pemagangan)
keduaku setelah di East Java Ecotourism Forum (EJEF) yang sudah pernah aku
ceritakan di sini: Magang di EJEF. Di postingan ceritaku tentang Magang di
EJEF sebenarnya sudah aku ‘senggol’ sedikit kenapa akhirnya aku magang 2x. Cus,
coba diklik linknya dan baca itu dulu hehehe.
Dari
awal, aku memang sudah merencanakan untuk magang di Kementerian Pariwisata
lebih dari merencanakan magang di instansi lain.
Namun, desas-desus tentang program internship
/ pemagangan / di Kementerian Pariwisata lebih dikenal dengan praktik kerja
lapangan (PKL) itu banyak sekali. Katanya, ngurus program magang di Kementerian
Pariwisata itu sulit, prosesnya lama, slot magangnya sedikit, trus harus antri
dan rebutan sama anak-anak yang dari politeknik pariwisata di bawah naungannya
Kementerian Pariwisata belum lagi dari universitas lain dan bahkan rebutan sama anak SMK. Plus, ada desas-desus dari temanku yang sempat menghubungi pihak
Kementerian Pariwisata jika slot magang sudah full hingga Maret 2019. Tapi aku
tetap ingin sekali magang di Kementerian Pariwisata jadi modal nekat dan semoga
ada keberuntungan aku jadi bisa nyangkut. Jadi, terkait desas-desus tersebut aku
magang di EJEF sekaligus menunggu approval
pengajuan magangku di Kementerian Pariwisata.
Di awal banget, aku ingin magang di periode bulan
September – Desember 2018 begitu selesai menjalankan program kuliah kerja nyata
(KKN), di mana program KKNku adalah bulan Juni – Agustus 2018, pikirku biar
segera selesai jadi aku bisa langsung skripsian gitu deh. Tapi harus ganti
karena tidak mungkin kelengkapan persyaratan magang kucicil mengingat aku KKN
waktu itu di pulau yang ada di Sulawesi yang sulit sinyal dan listrik hanya 5
jam sehari. Walaupun sempat meminta tolong adik tingkat dan temanku untuk
membantu membuatkan surat izin magang dari fakultas dan memang suratnya sudah
jadi begitu aku selesai KKN tapi tiba-tiba ada kebijakan baru dari program
studi/jurusanku sehingga aku harus merombak dan membuat lagi surat izin magang tersebut. Waktu itu selesai KKNku kan di bulan Agustus 2018 jadi menurutku udah nggak mungkin kekejar kalau mau ambil magang mulai September 2018 sehingga aku
mundur cukup ekstrim di bulan Januari – Maret 2019. Dengan jangka waktu ke
bulan Januari – Maret 2019, aku pikir mau cicil skripsi dulu aja. Oke, baik.
Wkwk. Slot magang untuk periode itu juga sudah kucari infonya ternyata masih ada slot
jadi yes aku pede aja ngajuin.
Begitu persyaratan magang sudah lengkap
aku langsung mengirimkan
persyaratan magang tersebut secara fisik ke alamat kantor
Kementerian Pariwisata dan secara softfile lewat email yang
ada di FAQ Kementerian Pariwisata. Seniat itu emang huhu. Aku mengirim
itu 4 bulan sebelum periode magang yang aku ajukan, aku mengirim
di bulan September awal. Pikirku aman lah 4 bulan, ada spare waktu
agak lama biar dapet slot magang sesuai dengan rencanaku
itu.
4 bulan itu menurutku lama kalau cuma
menanti balasan surat dari Kementerian Pariwisata, aku tadi cerita sempat berpikir 4 bulan itu akan aku
lakukan untuk menyicil skripsi kan, tapi jujur aja aku bingung bagaimana kalau pengajuan magangku ditolak atau slot magang di 3 bulan itu juga penuh. Akhirnya, di postingan
blog magangku di EJEF juga sudah kuceritakan, salah satu temanku ada yang
menawarkan magang di EJEF untuk bulan Oktober - Desember. Aku langsung
mengiyakan, dengan bebagai perhitungan: cari aman takutnya pengajuan magangku
di Kementerian Pariwisata ditolak atau slot magang untuk bulan yang aku ajukan
penuh, kalaupun bisa magang EJEF kan hanya sampai Desember bisa lah dan
nggakpapa lah Januari - Maret lanjut lagi, intinya cari aman dulu.
Dan yesss, akhirnya aku mendapat kabar
dari Kementerian Pariwisata. Di Oktober akhir, aku mendapatkan email Persetujuan Praktik
Magang di Kementerian Pariwisata. Setelah hampir 2 bulan penantian dan
drama berkas pengajuan pemagangan milik salah satu temanku yang mengajukan magang
di deputi berbeda denganku bisa-bisanya tidak sampai ke
pihak Kementerian Pariwisata padahal berkasku bisa sampai dan akhirnya temanku
itu tidak jadi mengajukan magang di sana, dilempar-lempar
ketika menelpon pihak Kementerian Pariwisata untuk mendapatkan informasi, dan aku juga mendapat kerancuan informasi antara deputi-deputidan biro
di Kementerian Pariwisata.
-
Singkat cerita, tanggal 27 Desember 2018
aku pertama kali menginjakkan kakiku di Gedung Sapta Pesona, Kementerian
Pariwisata. Aku mengajukan magang di Deputi Bidang Pengembangan Destinasi
sehingga aku diarahkan menuju lantai 14 untuk bertemu dengan Ibu Ning, yang
memang memiliki wewenang untuk menerima mahasiswa yang mengajukan magang di
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata. Ibu Ning ini juga yang
nantinya yang akan menjadi pengawas magang wkwkw karena seringnya menanyakan
tentang keseharian kita di kantor, apa saja yang sudah kita kerjakan dan pengalaman
apa yang sudah didapat.
Lalu setelah bertemu, aku dan beberapa
anak magang baru diarahkan agar kembali datang di tanggal 3 Januari 2018, hari
pertama magang kami, karena nanggung kalau di hari itu langsung mulai magang
(kan bentar lagi libur tahun baru juga). Tapi ternyata, ada 2 orang anak yang
sudah mulai diperbantukan di tanggal itu.
3 Januari 2019, tahun baru, pengalaman
baru. Aku datang ke Kementerian Pariwisata dan menuju lantai 14 untuk bertemu
Ibu Ning kembali. Ibu Ning menyambutku dan beberapa teman anak magang baru
lainnya (aku ternyata bersama 6 orang lainnya karena 2 sudah mulai
diperbantukan sebelum kami). Selain itu Pak Khabib, Kepala Bagian Umum,
Kepegawaian, Hukum, dan Organisasi, juga menyambut kami. Setelah penyambutan
itu, aku dan teman-temanku diantar ke Asisten Deputi (Asdep) masing-masing. Aku
bersama 3 orang anak magang lainnya diperbantukan di Asisten Deputi
Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata (Asdep PIEP), kantornya ada
di lantai 4 Gedung Sapta Pesona. Lalu ada
1 anak diperbantukan di Asisten Deputi Pengembangan Regional I dan kedua anak
lainnya diperbantukan di Asisten Deputi Pengembangan Regional II, yang
kantornya sama-sama berada di Jalan Kimia.
Di lantai 4, aku dan ketiga temanku,
diperkenalkan oleh Ibu Ning ke Kepala Asdep PIEP, Pak Indra, dan kepala-kepala
bidang kami. Kebetulan, di Asdep PIEP ada 4 bidang jadi kami langsung dipencar
ke empat bidang tersebut, yaitu Bidang Perancangan Destinasi Pariwisata, Bidang
Pengembangan Amenitas Pariwisata, Bidang Pengembangan Aksesibilitas Pariwisata,
dan Bidang Pengembangan Ekosistem Pariwisata. Aku diperbantukan di Bidang
Ekosistem. So, ya, selama 3 bulan
ladang pengalamanku di Kementerian Pariwisata ya ada di Deputi Bidang
Pengembangan Destinasi Pariwisata, Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur
dan Ekosistem Pariwisata, Bidang Pengembangan Ekosistem Pariwisata.
Hari pertama magang, aku masih awkward, don’t know what to do, tapi hari-hari berikutnya aku enjoy banget di bidang ini.
Waktu aku
masuk, bidangku masih dikepalai oleh Pak Khairul, dengan kepala-kepala
subbidang Pak Yosrizal dan Bu Yuyanti yang akrabnya dipanggil Bu Yayuk. Namun, formasi itu aku menyebutnya dengan formasi lama. kenapa? Karena baru hampir 2 minggu magangku berjalan, ada pelantikan pejabat Kementerian Pariwisata yang membuat formasi tersebut
berubah. Ada rotasi pejabat sehingga pejabat-pejabat baru menduduki kursi-kursi
baru. Bukan hanya di bidangku saja yang berubah, di Asdep PIEP yang berubah.
Formasi lama |
Nah formasi bidangku yang baru: Kepala Bidangku adalah Pak Khabib (yg dulu menyambutku di hari pertama aku magang), Kepala Subbidangku ada Kak Anas (rotasi dari Asdep Pengembangan Destinasi Regional II) dan Bu Yayuk. Formasi baru ini yg bikin hari-hari setelahnya lebih enjoy lagi dan atmosphere di bidangku jadi lebih menyenangkan. Pak Khabib, Bu Yayuk, Kak Anas juga sering mencairkan suasana karena suka sekali bercanda. Terlebih Pak Khabib, beliau sangat suka bercanda, beliau suka memanggil orang pakai nada yang lucu. Cara beliau panggil Bu Yayuk dan Kak Anas sangat khas wkwk lucu bgt. Aku pun juga kena, “Klaraaaa” hahaha kalau saja bisa aku tulis nadanya di sini, sampai sekarang aku masih terngiang-ngiang cara Pak Khabib manggil namaku dan otomatis ditiru oleh orang-orang bidangku.
Formasi baru bidang Ekosistem ❤ |
Waktu aku masih baru-barunya jadi anak magang, juga masih ada satu teman magang dari Politeknik Pariwisata Makassar, Dilla. Di
Asdep PIEP juga masih banyak teman-teman magang dari Politeknik Pariwisata
Medan, Nurul, Yenni, Juani, dan Vita, ada 1 teman dari Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta, Agnes, dan ada 2 adik SMK, Fadlan dan temannya yang aku lupa namanya, so sorry. Teman-teman magangku itu sudah tinggal sisa-sisa
hari aja magangnya, kami hanya bertemu sebentar. Dilla yang masih lumayan lama
menemaniku, sebulan lah lumayan bantu aku beradaptasi dan Agnes yang masih dua bulan lagi.
Nurul, Yenni, dan Juani. Tiga dari teman-teman Politkenik Pariwisata Medan. |
Ini foto saat h-2 farewell Dilla. Such a good new friend yang mau bantu aku beradaptasi dan yang mengenalkan aku ke seantero dalam dan luar kantor termasuk menu makan siang murah di luar kantor haha. |
Anak-anak magang di Kementerian Pariwisata memang come and go, kadang masuknya barengan tapi selesai beda-beda, ada yang mungkin hanya 3 bulan, ada yang 6 bulan, ada yang 2 bulan saja bahkan ada yang hanya 30 hari kerja. Selain anak magangnya yang come and go, sebenarnya pegawainya mungkin saja, misal jika ada rotasi karena pelantikan pejabat waktu itu ataupun rotasi pegawai lainnya.
Nah di dua pertiga magangku, di Bidang Ekosistem ada 2 mbak-mbak cantik yang baru masuk dan satu anak magang dari D3 Pariwisata Universitas Indonesia. Lumayan nambah teman yang satu bidang denganku. Ada Kak Gita, CPNS yang awalnya di SK tertulis kalau diposisikan di Bidang Amenitas tapi Pak Asdep minta agar dipindah ke Bidang Ekosistem eh di akhir aku magang dipindah lagi ke Bidang Aksesibilitas dan Kak Marina, yang melamar posisi konsultan individu di bidangku. Lalu teman magangku bernama Nada.
Kak Gita (ki), Kak Marina (ka), aku (tengah), Kak Anggi (bawah). Kakak-kakak teman ngrumpi, emang sifatnya pada ngemong aku jadi berasa punya kakak. |
-
Untuk kerjaan dan sistem kerja sewaktu magang di Kementerian Pariwisata beda banget sama waktu aku magang di EJEF. Kalau waktu di EJEF aku banyak terjun di lapangan. Kerja di lapangan dapat fleksibel sesuka hati kita, waktu kerja fleksibel, nggak ada aturan seragam dan terserah cara kerja kita gimana, asal hasil jadi dan di sesuai waktu yang diminta. Di Kementerian Pariwisata aku 8,5 jam di kantor selama 5 hari (Senin – Jumat) bahkan (seringnya) nglembur di kantor, bahkan ada desas desus kadang di hari Sabtu diminta ke kantor. jam kerjanya hari Senin – Kamis jam 07.30 – 16.00 WIB dan Jumat jam 08.00 – 16.30 WIB. Lalu tentu saja ada aturan seragamnya, Senin dan Kamis seragamnya adalah atasan putih dan bawahan hitam (untuk intern), pegawai memakai atasan pakai baju putih wonderful Indonesia dan bawahan gelap, Selasa seragamnya adalah smart casual, Rabu dan Jumat seragamnya adalah batik.
Kalau kerjaanya ngapain aja??
3 bulan di Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, aku mengetahui bahwa di deputi ini bekerja terfokus pada segala hal mengenai destinasi,
mulai dari perencanaan dan perancangan, infastrukturnya yaitu amenitas dan
aksesibilitasnya, dan ekosistemnya.
Kalau masih magang kayak aku, basically memang harus bisa semua kerjaan karena anak magang banyak diperbantukan. Bantu ngetik surat ini, surat itu, bikin undangan untuk rapat atau
event yang diadakan bidang, itu
gampang menurutku karena di bidang itu mesti sudah ada arsip surat atau undangan yang bisa dibuat
contoh jadi tinggal diubah sedikit isi suratnya atau bahkan ada arsip undangan
atau event tahun lalu (jika diselenggarakan tahunan) jadi cuma tinggal diubah
tanggalnya aja. Lalu kadang aku diperbantukan untuk mengetik surat keputusan deputi atau surat keputusan menteri, juga mengetik surat balasan ke instansi
lain.
So
far yang paling challenging menurut aku adalah waktu aku bantu nulis surat balasan
ke instansi lain, aku pernah diperbantukan untuk menulis surat balasan. Surat
tersebut dari Menteri Koordinator Kemaritiman yang ditujukan kepada Menteri Pariwisata.
Bapak Menteri Pariwisata memberi disposisi ke Bapak Deputiku lalu Bapak Deputiku
mendisposisi ke Bidangku, dan aku yang diperbantukan untuk membuat surat
balasan. Rasanya takut menulis takut salah kata, tapi tenang tiap apa yang
kukerjakan pasti nanti dikoreksikan ke kepala bidang dan diskusi kalau misal
ada kebingungan, nanti kalau sudah oke diparaf atau ditandatangani oleh beliau tergantung
kebutuhan lalu bisa lanjut lagi mengerjakan. Waktu menulis surat balasan tersebut, Pak Deputi turun dari lantai 14 ke
lantai 4 sampai 2x untuk mengecek surat balasannya itu, dibaca dan langsung
dikoreksi ditempat tanpa dicorat-coret sehingga aku harus mengetik cepat
koreksi beliau sehingga aku tidak lupa. Ya untungnya aku berhasil menyelesaikan
dengan baik, sampai surat balasan itu tercetak di lembar kertas dengan cap
garuda (surat resmi pasti memakai lembar kertas tersebut) dan ditanda-tangan
Pak Menteri. Bikin surat balasan itu, aku mengerjakan dari jam set 9
pagi sampai jam set 8 malam wkwk.
Aku merasa beruntung masuk ke Bidang Pengembangan Ekosistem Pariwisata karena bidang ini juga fokus terhadap program Sustainable Tourism Development. Untuk menunjang program tersebut, bidangku itu memiliki satu event besar yaitu Indonesia Sustainable Tourism Award, yaitu event pemberian penghargaan kepada destinasi-destinasi yang menerapkan prinsip sustainable tourism. Nantinya, destinasi-destinasi yang mendaftar akan dikunjungi oleh asesor dan dinilai oleh juri, penilaian berdasarkan sebesar apa penerapan mereka terhadap prinsip sustainable tourism tersebut. Puncak kegiatan dan pemberian penghargaannya akan dilaksanakan pada tanggal 27 September 2019 bertepatan di World Tourism Day. Waktu aku magang, berjalannya event ini baru mulai di tahap sosialisasi dan pendaftaran. Jadi, aku hanya banyak membantu di saat pre-launching yang masuk ke dalam tahap persiapan pelaksanaan, launching dan 2x ikut sosialisasi ISTA di Jogja dan di Semarang.
good luck buat ISTAnya. |
Yang paling aku senangi dan ini menjadi satu lagi unforgatable moment dari magangku di sini adalah perjalanan dinas. Yuhuuu. Ibu Ning dari awal sudah mewanti-wanti, magang di
Kementerian Pariwisata jangan mengharap dapat perjalanan dinas. Anggap
perjalanan dinas sebagai bonus dan pengalaman lain yang didapat. Bonusku di
luar ekspektasiku, ini tidak terlepas dari kebaikan hati Pak Khabib, Bu Yayuk,
dan Kak Anas yang membolehkanku turut serta. Perjalanan DInas yang kudapat
adalah ke Raja Ampat. I’m so happy. Aku nggak bisa menyembunyikan
kegembiraanku. Bahkan, Bu Yayuk sampai cerita ke salah satu temanku, kata
beliau Klara seneng banget waktu diajak ke Raja Ampat. Hahaha ya mohon maaf Bu,
saya memang senang sekali :’)
Perjalanan Dinas ke Raja Ampat untuk menjalankan kegiatan bimbingan teknis pengelolaan destinasi melalui carrying capacity dalam rangka visitor management di Raja Ampat. Sebelum perjalanan dinas ini dilaksanakan itu aku sudah diperbantukan untuk
membuat surat undangan ke narasumber dan surat koordinasi kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat. Aku tentu saja mengerjakan dengan sebaik-baiknya karena sudah boleh diajak ikut. Yaampun masih nggak nyangka. Cerita mengenai perjalanan dinasku ke Raja
Ampat lebih lengkapnya akan kuceritakan di postingan lainnya kali ya, hehehe. Singkatnya, aku dan rombongan bidangku serta narasumber mengadakan site visit untuk menyesuaikan data kajian dengan data lapangan terkini lalu mengadakan bimbingan teknis di keesokan harinya.
Aku menyimpulkan, 3 bulan magangku di sana itu nano-nano. Senengnya dapet, capeknya dapet, serunya dapet, rame rasanya! So far aku merasa pengalaman dan hal-hal
yang aku dapat bukan dari kerjaan di kantor, tetapi di luar kantornya.
Dari
magang di Kementerian Pariwisata I got my dream came true, mengunjungi Raja Ampat.
Terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepadaku |
Dari magang di Kementerian Pariwisata, aku membuka wawasan mengenai sustainable tourism dan dapat turut serta di rapat-rapat atau focus group discussion bersama orang-orang hebat, Bapak I Gede Ardika, Ibu Mari Elka Pangestu, Bapak Jonathan L. Parapak, Bapak Frans Teguh, Bapak David Makes. Nggak nyangka aku akhirnya pernah bertemu mereka in person, walau tidak berfoto karena ya kali cuma habis acara rapat kecil gitu minta foto ke beliau:') but at least aku pernah secara langsung mendengar mereka berpendapat dan pantas kalau mereka dianggap orang hebat.
Orang-orang hebat dalam satu frame. |
Dari magang di Kementerian Pariwisata, aku dapat (sering) bertemu Bapak Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Dari magang di Kementerian Pariwisata, aku jadi open minded terhadap masalah-masalah yang tidak dapat terelakkan dari dunia pariwisata, masalah sampah. 2x aku mengikuti rapat dan focus group discussion yang menyinggung tentang sampah dan 2x itu pula aku tertohok, ternyata permasalahan sampah di Indonesia bahkan di dunia sudah separah itu. Aku sekarang dapat mengatakan sekarang Indonesia sudah darurat sampah. Terlebih adalah sampah laut, sampah yang akhirnya berakhir di laut, sampah laut ini dapat karena aktivitas manusia membuang sampah ke laut atau sampah hulu dan hilir yang terbawa hingga ke laut. Indonesia merupakan negara kepualuan, masalah sampah laut ini sangat urgent. Kementerian Pariwisata bahkan sudah dihimbau oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman untuk turut serta bertanggung jawab atas sampah laut. Sampah laut juga tidak dapat terlepas dari aktivitas pariwisata.
Dari magang di Kementerian Pariwisata, aku menjadi semakin paham dan semakin greget bahwa destinasi-destinasi pariwisata di Indonesia itu bagus-bagus banget! Destinasi-destinasi tersebut jangan diarahkan ke mass tourism atau pariwisata massal. Jangan overexploitation karena semua yang berlebihan sejatinya tidak baik. And we, as a tourist, have to be as a reponsible tourist yang mendukung hasil kerja pengelola destinasi wisata tersebut.
Dari magang di Kementerian Pariwisata, I wanna be one of the person who concern about sustour in Indonesia. Pariwisata yang bukan hanya mendatangkan keuntungan secara finansial dengan kunjungan wisatawan yang sebanyak-banyaknya tetapi juga memperhitungkan aspek lain seperti kelestarian lingkungan, kesejahteraan masyarakatnya, kualitas kunjungan wisatawan serta menjamin keberlanjutan aspek tersebut di masa yang akan datang.
I'd tell my appreciation and thankful through a post in instagram: here. I will remember my time there❤
-
Ini beberapa pertanyaan yang beberapa pernah ditanyakan kepadaku terkait pemagangan di Kementerian Pariwisata, kebanyakan tentang pengajuan pemagangan. Monggo disimak, kalau ada pertanyaan lain boleh ditanyakan!☺
1. Proses pengajuan magang di Kementerian Pariwisata memang lama ya? Kenapa sih?
Setelah aku magang di Kementerian Pariwisata lagi, aku juga bisa menjawab pertanyaan ini ni. Sebenarnya proses pengajuan magang di internal Kementerian Pariwisata itu butuh waktu yang tidak sebentar karena proses birokrasi. Mungkin begini alur perjalanan berkas pemagangan jika dikirm lewat surat atau pos. Dari awal berkas diterima maka berkas dari Tata Persuratan harus di disposisi ke Biro Kepegawaian, dari Biro Kepegawaian lalu di disposisi ke Sekretaris Deputi, dari situ disposisi lagi ke Bagian Umum, Kepegawaian, Hukum, dan Organisasi di deputi masing-masing, dst. Itu yang membutuhkan waktu lama. Jadi, aku sudah maklum kenapa pengajuan magangku membutuhkan waktu hampir 2 bulan.
2. Apakah lebih baik berkas dikirim melalui pos atau melalui email?
Kalau ditanya lebih baik mana, aku jawab lebih baik langsung datang ke Kementerian Pariwisata dan menyerahkan berkasnya langsung ke Ibu Nur (dari Biro Kepegawaian). Testimoni dari teman-temanku, ada yang mengantar adik tingkatnya untuk mengajukan magang, langsung sama Ibu Nur dipersilakan magang hari itu juga atau esok harinya. Patut dicoba karna jadi tidak perlu menunggu kepastian yang tidak pasti, hm gimana tuh.
3. Syarat-syaratnya biar bisa magang juga di Kementerian Pariwisata apa aja sih?
Aku cuma ngikutin syarat yang ada di FAQ yg tertera di website Kementerian Pariwisata (http://www.kemenpar.go.id/faq). Pilihan deputi yang diinginkan bebas terserah keinginan tapi dipastikan slot magang di sana ada atau tidak. Perlu diingat, beda deputi bisa saja beda mekanisme menerima pemagangan, beda persyaratan untuk pemagangan, dan beda proses pengajuan pemagangan.
FAQ pengajuan magang di website Kementerian Pariwisata (diakses pada April 2019) |
4. Magang di Kementerian Pariwisata dapat makan siang nggak? Dapat gaji nggak? Dapat uang kos nggak?
Hm, magang di Kementerian Pariwisata tidak mendapat gaji ya teman-teman semua. Tidak pula mendapat gaji dalam bentuk makan siang ataupun uang kos.
5. Apa slot magang untuk mahasiswa yang bukan dari sekolah pariwisata di bawah Kementerian Pariwisata sedikit?
Selama magang di sana, aku tidak tahu menahu soal slot magang yang disediakan berapa banyak untuk masing-masing sekolah pariwisata ataupun universitas-universitas lain bahkan SMK juga. Yang kutahu, saat periode magangku kemarin, sebenarnya Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata sedang membutuhkan anak magang banget. Banget. Mungkin sedikit yang mendaftar di periodeku ya karena memang bagi sebagian universitas itu belum masuk periode magang mereka. Namun, dari alasan yang kudapat waktu itu kalau slot magang sudah penuh dengan kenyataan di lapangan kok aku bingung karena beda. Tapi, mending dapat langsung ditanyakan ke kantor Kementerian Pariwisata saja daripada aku salah jawab. Menurutku, sekalian agar tahu ada slot magang di periode yang diinginkan atau tidak.
Tapi memang sih, sebelum aku masuk magang. Ada banyak dari Politeknik Pariwisata (poltekpar) Bandung yang barusan selesai. Lalu tadi sudah aku ceritakan, bersamaan dengan aku masuk, anak-anak dari poltekpar Medan selesai ternyata jumlah yang magang adalah yang berjumlah 11 orang . Setelahnya, anak-anak dari poltekpar Makassar juga selesai. Kalau yang barengan aku masuk, ada 6 anak magang dari STP Sahid Jakarta, ada beberapa anak dari Universitas Sebelas Maret Solo, dan ada 1 anak dari Universitas Diponegoro. Setelah aku magang, masuk beberapa anak magang dari universitas lain tapi hanya sekadar dua sampai tiga orang saja.
--
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia
Gedung Sapta Pesona,
Jalan Medan Merdeka Barat No.17, RT.2/RW.3, Gambir,
Jakarta Pusat, Jakarta 10110
--
Ke mana lagi langkah kakiku membawaku pergi? Yuk ikuti!
Haloo kak, kak denger kabar gak kira” magang utk bulan september d buka enggak ya? Trs aku hrs cari infonya kemana??
BalasHapusHalo juga salam kenal, maaf baru sempat balas karena aku juga coba cari-cari info tentang itu tapi maaf ya aku belum menemukan info ttg pemagangan di Kemenparekraf untuk bulan September atau bulan-bulan berikutnya di tahun ini. Kalau mau cari info mungkin bisa langsung menghubungi nomor kantor Kemeparekraf nanti mungkin bisa disambungkan ke bagian yang mengurusi, begituu. Semangat selalu yaaa
Hapushalo kak, aku mau nanya tentang yang kakak pergi ke raja ampat itu berarti pakai uang sendiri ya? dari kemenpar tidak di biayakan?
BalasHapusHalo jugaa, maaf ya baru balas. Waktu itu Puji Tuhan yg pakai biaya sendiri hanya pengeluaran pribadi contohnya oleh-oleh dan jajan-jajan sendiri☺️
HapusHalo, kak. Saya mau tanya, cara untuk mengetahui unit kerja yang membuka lowongan itu harus menghubungi mana ya kak? Apakah call centrenya sama dengan yang ada di website kemenparekraf? Terimakasih kak
BalasHapusHalo jugaa, maaf ya baru balas. Iyaa bisa melalui nomor yg ada di websitenya, nanti minta disambungkan dengan bidang yg mengurusi ttg pemagangan saja
HapusHalo kak, untuk proses seleksi internship hanya seleksi berkas saja atau juga ada inteview dan seleksi lainnya ya? Terima kasih.
BalasHapusHaloo! Waktu aku daftar internship dulu tidak ada proses seleksi ya, hanya kirim berkas saja ke sana via email dan pos (berkas fisik). Semoga membantu😁
Hapushallo kak thanks for the information above! tp aku mau tanya detail dr proposal magangnya berisi apa aja yaa? aku sedikit bingung setelah baca dari web kemenparnya:( thanks in advance!
BalasHapusHalo! Sama-sama ya, semogaa jadi inspirasi jugaa. Waktu aku dulu belum wajib pakai proposal, aku pakainya surat pengajuan/permohonan magang (versi singkatnya proposal magang kali ya). Isinya data diri, alasan motivasi magang di kemenpar, jurusan studi yg ditempuh, bagian/deputi yg mau dituju untuk pemagangan, dan periode waktu magang. Itu saja semua jadi 1 surat, ditambah CV dan surat izin magang dari fakultas ☺️. Semoga membantuu
Hapushalo kak salam kenal :)
BalasHapuskak izin bertanya terkait pengiriman surat secara langsung ke kantor kemenparekraf. kira-kira nanti apakah akan dibantu sama securitynya kah kak untuk diantarkan ke tempat yang dituju? atau bagaimana ya kak? soalnya aku takut udah pergi ke sana terus bingung harus ke bagian mana dulu.. boleh tolong dijelaskan lagi mungkin kak hal apa saja yang harus diperhatikan ketika sudah sampai di lokasi. Terima kasih kak, semoga sehat selalu :)
Halo salam kenal jugaa 😁 aku coba jawab menurut pengalamanku yaa. Jadi aku dulu kirim surat pengajuan magang ke kantor kemenpar waktu itu melalui pos. Nah berdasarkan yg kutahu setelah berkecimpung internship di kemenpar, proses surat menyuratnya nanti masuk ke persuratan biro umum terlebih dahulu untuk disortir baru didistribusikan ke sekretariat deputi bidang atau biro yg masing-masing surat tuju baru didisposisi ke masing-masing bidang atau didisposisi ke yg dituju.
Hapus- Ttg surat/berkas yg dibawa langsung, sepertinya jg akan diterima dan suratnya akan diarahkan ke persuratan biro umum itu (kalau sekarang aku kurang tau namanya apa). Nah dulu bagian persuratan ini ada di dekat pintu masuk lantai bawah, kalau sekarang aku kurang tahu apakah pindah atau masih tetap di situ.
- Menjawab begitu sampai di sana terus harus ke bagian mana dulu kalau bawa surat/berkas, bisa tanya ke security/CS nanti dibantu diarahkan kalau mau taruh surat/berkas harus ke bagian mana kok. Semoga jawabannya membantu yaaa.
Haloo ka salam kenal :)
BalasHapusAku mau tanya untuk magang di kemenparekraf. Apakah harus dari jurusan pariwisata aja atau jurusan seperti akuntansi bisa ikut magang ga ya ka?
Halo salam kenal jugaaa 😄 kalau setahu aku tidak ada ketentuan yg tertulis ya. Menurut pengalamanku, dulu ada teman magangku yg bukan dari jurusan pariwisata kok. Ada yg jurusan administrasi bisnis dan manajemen :)
HapusSelamat sore kak. Aku ada rencana magang juga, boleh gk minta kontak atau username IG buk Ning??
BalasHapusKarena mau nanya-nanya juga terkait hal lainnya. Karena aku gak punya kenalan dijakarta. Sedangkan tempat asalku dr Lombok.
Terimakasi🙏🏻
Hai kak aku tertarik banget sama tulisan kakak nih, pengen tahu kak Klara sekarang berkarir dimana ya? Apakah masih relate dg jurusannya?
BalasHapusHalo salam kenal ya!👋 maaf baru sempat membalas ya. Aku sekarang lagi berkecimpung di travel industry nih, aku dari jurusan pariwisata jadi berarti masih relate yaa.
HapusHalo kak salam kenal terimakasih sudah berbagi pengalamannya, aku dari prodi manajemen doain yah kak semoga aku bisa magang di kementerian pariwisata aku pengin bangt tapi aku bingung apa yang harus aku lakukan karena saya masih belum paham tentang ini itu🙏
BalasHapusHalo juga dan salam kenal👋😄 Maaf baru balas tanggapan kamu yaa, amin semoga bisa merasakan pengalaman magang di Kemenpar hihi. Untuk yg kamu bingungin itu perihal apa yaa? Mungkin bisa kontak aku di Instagram atau email buat tanya-tanya, aku mungkin bisa bantu jawab😬
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHai Kak Klara, terimakasih kak atas sharing pengalamannya magang di Kemenparekraf sangat menarik dan informatif. Aku juga tertarik untuk PKL di Kemenparekraf, sekarang aku kelas 11 SMK Jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP) tahun depan di semester 2 akan PKL, aku lihat di webnya Kemenparekraf buka lowongan PKL untuk SMK juga. Di bagian persyaratan untuk mahasiswa perlu mengirimkan surat proposal magang kalau yang SMK perlu mengirimkan proposal magang juga atau melampirkan surat izin sekolah saja? dan untuk pengiriman berkas harus 6 bulan sebelum magang ya kak? Itu saja kak pertanyaan ku, terimakasih Kak Clara. Semangatt terus kak.
BalasHapusHalo Juanna, salam kenal😬 aku coba jawab menurut pengalamanku,
Hapus1. Untuk pendaftaran magang buat SMK kalau dilihat dari FAQ yg ada di website Kemenparekraf tidak dibedakan yaa antara mahasiswa maupun pelajar SMK jadi hrs melampirkan surat permohonan magang dari kampus/sekolah dan tetap disertai syarat lain sesuai yang ada di website.
2. Betul kalau masih ada banyak waktu memang harus 6 bulan, amannya, karena alur birokrasi untuk disposisi surat di dalam Kemenparekraf itu lumayan lama. Belum lagi mungkin melihat ketersediaan bidang kerja yg butuh bantuan pemagang. Kalau memang bisanya mepet mungkin bisa diusahakan dgn agak "cerewet" alias sering mengubungi Kemenparekraf/datang ke sana buat menanyakan posisi surat dan kejelasan jadwal magang.
Semoga menjawab yaaa, aku sarankan kalau jawabanku kurang jelas bisa langsung bertanya ke Kemenparekrafnya☺️ semangat dan sukses selalu ya Juanna, semoga bisa merasakan pengalaman magang di Kemenparekraf.
Sangat menjawab kak. Terimakasih banyak Kak Clara atas jawaban serta sarannya.
HapusHalo kak
BalasHapusKlara, terimakasih sharing dan pengalaman magang nya di kemenpar, saya mau nanya kak magang di kemenpar itu di bagian/departement apa saja di buka untuk anak magang kak?
Terimakasih kak klara🙏🏼