Setelah mengajak Aldo, Pici, dan Suryo buat ikut ke Singapura dan Malaysia udah kayak ngajak cus ke burjo saking gampangnya dan segala persiapan telah matang (baca Merencanakan Liburan Murah ke Singapura dan Malaysia 2019), hari-h akhirnya tibaaa. Yang menjadi highlight pada perjalananku kali ini adalah banyak ngempernya! (re: ngemper identik dengan gambaran duduk-duduk di lantai tanpa alas). Nunggu di bandara CGK, ngemper. Nunggu di Bandara Changi, ngemper. Nunggu check-in penginapan, ngemper. Setelah check-out penginapan, ngemper. Mau pindah negara, ngemper wkwkw.
Udah harus ngemper di stasiun, bandara, dan depan toko orang eeeh kami nyaris nggak jadi dapet penginapan di Singapura!!!!! 😂😂😂😂. Ujung-ujungnya udah sampai negara orang kita juga ngemper.
4 November 2019, kami janjian pukul 1 siang sudah harus sampai di St. Lempuyangan karena kereta kami akan berangkat pukul 14:00 WIB dan tiba di St. Pasar Senen sekitar pukul 21:00 WIB. Aku sudah berada di stasiun sebelum pukul 1 siang. St. Lempuyangan ramai seperti biasanya, aku sempat kebingungan mencari teman-temanku dan ternyata aku adalah yang pertama kali sampai, pantas aku nggak lihat batang hidung mereka. Aku langsung cetak tiket agar nanti tidak buru-buru karna kondisi stasiun yang sangat sangat ramai.
Satu persatu akhirnya mereka datang tapi langsung tertarik dengan bungkusan yang dibawa masing-masing. Sebelum ke stasiun aku memang mampir ke Rocket Chicken andalanku untuk membeli 2 box nasi ayam bekal perjalanan, untukku dan 1 lagi untuk Aldo (dia nitip hadeh). Ternyata Suryo juga bawa nasi ayam Olive Fried Chicken haha dan Pici ternyata udah makan siang bersama sang kekasih (ihiy).
Singkatnya, akhirnya kami berangkat. Di kereta selama hampir 8 jam perjalanan kami melakukan apa saja biar nggak bosan. Ngobrol, makan, ngobrol, tidur, ke toilet, makan, ngobrol, main game, ngobrol, ke toilet, main game, tidur, akhirnya sampai hehe. Sempet nyesel karena nggak beli Rocket Chicken untuk makan malam sekalian karena makanan di kereta lumayan pricey dan ternyata perjalanan 8 jam tu lapar juga hehe, akhirnya aku cuma membeli pop mie karena aku terpancing oleh aromanya yang harum semerbak sekali :))
Situasi di kereta |
Kami naik kereta Progo dan memilih seat yang 2-2 berhadapan. Kalau ditanya apa rasanya naik kereta ekonomi? Nggak kerasa, ya biasa aja, karna bareng teman kali ya jadi berhadapan pun ya dengan teman sendiri bukan orang lain, kalau pas sendiri baru tu kerasa banget sepi di antara keramaian. Berhadapannya sama orang lain, mau selonjorin kaki aja nggak enak haha. Kereta Progo ini juga seatnya 2-2 baik kiri maupun kanan jadi masih ada jarak yang cukup untuk lorong gerbongnya, cukup luas lah.
Sekitar pukul 23:00 WIB kami tiba di St. Pasar Senen. Keluar dari kereta kami langsung mencari tempat duduk ternyaman. Rencana kami setelah tiba adalah menuju bandara naik kereta bandara, kereta bandara memang sudah beroperasi dari pukul 05:15 WIB tetapi kami harus menuju St. Manggarai terlebih dahulu karena tidak ada kereta bandara yang beroperasi dari St. Pasar Senen. Sayangnya, KRL baru mulai beroperasi pukul 06:00 WIB. Jadi, maklum lah kami harus mencari posisi ternyaman untuk ngemper karena kami masih harus menunggu sekitar 6 jam lagi. Hm tapi ternyata ketika dipikir-pikir lagi, lama juga ya kalau di stasiun harus nunggu 6 jam lagi dan kaya feeling nggak aman aja di St. Pasar Senen. Kami lalu putar haluan untuk naik bus DAMRI bandara saja dari St. Gambir. Kami cus pesan aplikasi taksi online ke St. Gambir, itu sudah tengah malam. Untung saja masih banyak taksi online yang mangkal di depan St. Pasar Senen. Ih tapi bodohnya kami bukannya pesan saat masih di dalam stasiun, kami malah keluar stasiun dulu. Padahal desas desusnya, di St. Pasar Senen rawan jambret lah kok kami sok berani ya.......tapi Puji Tuhan kami aman dan langsung dapet driver lalu menuju St. Gambir.
Sesampainya di St. Gambir, sepi amat batinku. Lebih ramai St. Pasar Senen tadi. Di St. Gambir benar-benar tidak ada aktivitas bahkan tidak banyak orang-orang menunggu, hanya 1 - 2 orang saja selain kami. Kami bergegas menuju loket pembelian tiket bus DAMRI yang ada di belakang stasiun. Ternyata tiket baru bisa dibeli pukul set. 3 pagi dan bus yang berangkat paling pagi adalah pukul 03:00 WIB, saat itu waktu menunjukkan pukul set 1 pagi, baiklah alhasil kami ngemper lagi di St. Gambir sambil mencoba tetap haha hihi padahal mata udah berat. 2 jam lagi pikir kami. Aku lapar, buka aplikasi gojek melihat apa ada makanan yang bisa digofoodin tapi nanggung haha 2 jam lagi. Di St. Gambir semua gerai masih tutup :') bahkan McD masih tutup dan baru buka pukul set. 6 pagi, kebanyakan juga begitu. Cuma Lawson yang buka, ah masa makan popmie lagi pikirku tadi di kereta kan baru saja makan popmie. Ah yasudah aku tahan sebentar.
Mendekati pukul setengah 3 pagi mbak penjaga loket sudah bersiap membuka loket, kami pun bersiap membeli tiket. Harga tiket bus DAMRI ke bandara dari St. Gambir adalah Rp50.000,00 perorang. Melihat beberapa orang sudah bertanya apa sudah dapat membeli tiket, ternyata tampaknya masih belum bisa. Pukul set. 3 lewat sedikit, kami akhirnya diperbolehkan membeli tiket lalu langsung diarahkan naik ke bus. Akhirnya.......daritadi yang ingin langsung aku lakukan ketika sudah di bus adalah tidur. Haha. Ngantuk sekali. Di atas bus, aku langsung mengecharge hp (thanks colokan listrik yang disediakan di atas bus) dan bersiap untuk tidur.
Baru sekejap memejamkan mata, tiba-tiba......"TERMINAL 3!!!" Astagaaa kok sudah sampai siiih. Aku pernah dari bandara CGK menuju Jakarta naik bus DAMRI, membutuhkan waktu 2 jam, lho tapi ini kok kayanya cuma 30 menit aja sih. Perhitunganku ya sama, kira-kira 2 jam sampai ke bandara eh ternyata kalau naik bus DAMRI saat dini hari ya masih lengang sekali jalurnya jadi lebih cepat sampai tapi ini kayanya sih keterlaluan cepatnya. Aku buru-buru bangun, kami harusnya turun di terminal 2 karna gate Jetstar dan Air Asia ada di terminal 2. Was-was takutnya sudah terlewat ternyata bus baru akan ke terminal 2 setelah dari terminal 3. Fyuh, syukurlah, aku langsung pasang mata dan telinga, siap-siap untuk turun.
"TERMINAL 2! Keberangkatan domestik, keberangkatan internasional maskapai Air Asia, Jestar." Yak sampai. Mata kami masih sayup-sayup ketika turun dari Bus DAMRI yang berhenti di terminal 2F. Hup, kami harus menuju terminal 2C dulu untuk ke Indomaret ambil portable wifi Java Mifi dan berencana mau membeli makan. Kami berjalan dari gate 2F ke 2C untuk ke Indomaret, wuih lumayan jauh juga rasanya kalau jalan sambil mengantuk. Aku mengambil portable wifinya sedangkan yang lain pilih-pilih mau beli makan apa. Saat itu lah, kami terpincut dengan menu ayam geprek Indomaret yang harganya cuma Rp12.000,00 astaga hari gini makanan di bandara cuma 12 rebuu. Ternyata itu harga promo karna menu ayam geprek saat itu adalah menu baru di Indomaret, di luar bandara harganya cuma tuju rebu lima ratus, berhubung di bandara ya jadi 12 rebu. Tapi tetep muraaah gilaaaa. Rasanya ni ya......surprisingly not bad lho, enak benerrrr. Bahkan sampai sekarang aku masih rajin beli, jujur deh hahaha.
Saat itu baru mau jam 5 pagi, penerbanganku, Aldo, dan Pici baru pukul 09:15 WIB sedangkan Suryo masih pukul 11:00 WIB. 4 jam nggak usah ditanya dipakai untuk apa, ya tidur lah mata udah sangat berat dan badan rasanya ingin direbahkan. Kami kembali ke terminal 2F, mencari tempat PW (posisi wuenak) untuk mengistirahatkan badan. Kami akhirnya memilih tempat di gate pojok dekat musholla, sepi. Kami gantian tidur tapi akhirnya kami semua mencoba tidur bersama dengan memeluk tas dan kaki bersandar di atas koper, itung-itung untuk menjaga barang bawaan.
Pukul 07:00 WIB, kami mulai bersiap-siap untuk keberangkatan. Btw mandi nggak? Oh ya jelas tidak hahaha. Jadi bayangin aja dari jam 2 siang kemarinnya, sampai nanti sampai di Singapura, apa itu mandi hahaha. Tapi untung sempat cuci muka dan gosok gigi di bandara CGK dan sarapan. Sarapannya pakai, tidak lain dan tidak bukan, ayam geprek Indomaret lagi.
Setelah bersih-bersih diri yang ngga bersih-bersih banget dan sarapan, kami bergegas check in dan bersiap untuk derpature. Aku, Aldo, dan Pici check in duluan karna flight kami lebih dulu dibanding Suryo. Kesalnya, gate kami di pindah tanpa ada pengumuman, atau kami yang tidak dengar, dan tidak diberi tahu oleh petugas yang ada. Padahal kami sudah menunggu di depan gate, pantas tidak ada yang masuk. Untung saja kami mencari di gate sebelahnya kalau tidak kami mungkin ketinggalan pesawat. Memasuki ruang tunggu gate ternyata penumpang lain sudah berbaris panjang mengantri untuk masuk ke pesawat, tiba-tiba kami didatangi salah satu petugas dan menawari kami untuk memasukan koper kami ke bagasi saja karna kabin penuh dan no additional fee yippiii ya kami langsung mau lah, karna memang penerbangan kami murah kami nggak mendapat bagasi, hanya 7 kg maksimal untuk di kabin. Jadi dapat berkah seperti itu kami ya nggak nolak dong ✌️✌️. Fyi, Aku, Aldo, dan Pici membawa 2 koper selain tas ransel kami. Pici membawa 1 koper malah tidak membawa ransel. Aku dan Aldo bersama menggunakan 1 koper tetapi masing-masing membawa ransel. Suryo? Cuma 1 ransel semi tas carrier kecil saja, entah kenapa bisa cukup.
So, here we go. |
Akhinya pesawat kami take off dan wuiih nggak sabar sampai Singapura haha. Aku dapat seat di samping jendela rasanya senang sekali. Saat di atas pesawat, disuguhi pemadangan gugusan pulau-pulau. Mungkin ini sudah di atas Kepulauan Riau, pikirku.
I always feel so tiny when seating in the window seat |
"Ladies and gentleman, soon we will arrive at Changi International Airport Singapore" Suara pramugari telah terdengar, yippiii sebentar lagi landing. Aku bergegas siap-siap karna sudah tidak sabar, tidak sabar untuk mandi sebenarnya hahaha. Tetapi kami masih harus menunggu Suryo terlebih dahulu sebelum bisa ke penginapan. Penerbangan Suryo baru take off 2 jam setelah kami bertiga berarti mungkin landingnya juga akan selisih 2 jam. Jadi lah 2 jam tersebut kami bertiga gunakan untuk mengkhatamkan Changi dan ngemper dong tentu saja hahaha. Naik dari lantai 1 ke 2 ke 3 ke rooftop, ke terminal 1, 2, 3 naik skytrain bolak balik, duduk-duduk di rooftop ngliatin orang di Jewel haha.
Jewel Changi memang satu hal yang paling tidak sabar aku lihat ketika sudah di Changi. Enourmous indoor waterfall that I've ever seen. |
Hampir pukul 11:30 SGT, akhirnya Suryo landing juga. Suryo ini ternyata ingin khatamin Changi juga. Jadi kami nggak langsung keluar Changi tapi kami muterin Changi sekali lagi buat nyenengin Suryo. Kami berempat ingin masuk ke Changi Jewel yang ternyata harus membayar SGD 5, kami jadi mengurungkan niat. Kami tetap bisa berfoto dengan latar belakang Jewel dari seberang kok, hehe
Begitu kami berempat bertemu dan sebelum mengkhatamkan Changi lagi, yang kami lakukan adalah menarik Suryo untuk menarik uang di atm. Jadi, daritadi saat menunggu Suryo kami nggak bisa jajan karena kami tidak ada yang memegang SGD. Kami sengaja tidak menukar uang ke SGD dari Indonesia karna nggak mau ribet. Kami menunggu Suryo karna kebetulan Suryo memegang kartu DBS yang jika tarik tunai di ATM di Singapura tidak kena biaya admin, sangat lumayan untuk menghemat pengeluaran karena biaya admin bank. Untuk penarikan pertama aku menarik SGD 50 jika dirupiahkan menurut kurs bank DBS Suryo sebesar Rp521.200,00 (SGD 1 = Rp10.424,00), rinciannya kupakai untuk apa saja akan aku jabarkan di masing-masing hari ya *wink wink*.
Untuk transaksi selain tunai, aku mengandalkan kartu debit dari Jenius (anak dari bank BTPN), seperti untuk naik MRT, naik bus, dan belanja non-tunai selama di Singapura. Tapi, kan nggak semua bisa gesek, misal makan di foodcenter atau beli cinderamata yang di kios kecil kaki lima, jadi kami tetap menukar beberapa SGD.
Oh hampir lupa, Aldo pada tanggal 4 November 2019 juga ada wawanca kerja, tepatnya pukul 15:30 WIB berarti pukul 14:30 SGT. Ternyata setelah nungguin Suryo dan mengitari Changi untuk kedua kalinya membutuhkan lebih dari satu setengah jam jadi waktu tidak memunginkan untuk kita perjalanan ke penginapan dan belum tahu apakah sinyal wifi hotel stabil untuk Aldo wawancara di sana. Jadi, kita menunggu setengah jam lagi biar Aldo bisa wawancara di bandara saja, sinyal wifi tentu lebih stabil. Puji Tuhan, kata Aldo wawancara lancar (ya iya lah buktinya sekarang dia sudah kerja di sana). Kira-kira hampir pukul 5 sore kami baru keluar Changi dan menuju penginapan. Moda transportasi yang kami gunakan tentu saja MRT! MRT ini soalnya langsung mengantarkan kita di MRT terdekat dengan penginapan, MRT Lavender.
Nah seperti yang aku ceritakan tadi, untuk naik MRT dan bus aku tinggal tap aja kartu debit Jeniusku karna di sana sudah ada visa paywavenya. Sangat praktis kan. Cara pakai Jenius sebagai transport card selama di Singapura sudah aku tulis di tulisan blogku yaaa:
Akhirnya aku bisa membuktikan kalau MRT di Singapore memang ontime! MRTku datang tepat seperti waktu yang tertera di layar. Dari bandara Changi ke MRT Lavender membutuhkan waktu kurang lebih 35 menit dengan rute jalur East West Line (EW) ke Tanah Merah untuktransit ganti jalur EW tujuan Tuas Link dan turun di Lavender. Saat sudah sampai kami langsung bergegas menuju penginapan karna sudah capai dan mau mandi banget. Tapi, entah takdirku berkata aku belum boleh mandi atau gimana, ada aja hari itu ya Tuhaaan.
☹️ DRAMA DIMULAI........KAMI DITOLAK NNV HOSTEL ☹️
Begitu masuk ke penginapan, aku ke resepsionis untuk check in. Petugas resepsionis berkata kalau NNV Hostel sedang tutup dan tidak menerima tamu karna alasan yang tidak dapat disebutkan sejak 2 hari yang lalu ☹️.
Astaga, mungkin jelas terlihat ya raut wajahku berubah jadi bingung dan kesal karna petugas resepsionis langsung bertanya apakah aku tidak mendapat email soalnya mereka sudah memberi kabar ke traveloka atau agoda atau booking dot com dan lain sebagainya terkait hal tersebut.
Wait...... email apa ya....
Aku langsung menyampaian kabar itu ke yang lain dan tentu raut wajah mereka berubah bingung sama sepertiku. Pici langsung buka aplikasi untuk mencari alternatif penginapan.
satu-satunya email masuk dari Traveloka tentang penginapan |
Aku cek inbox emailku aku memang menemukan email terkait pemesanan penginapanku tapi isinya hanya ada email balasan dari Traveloka sedangkan aku merasa nggak pernah mengutak-atik bookinganku itu dan tidak ada riwayat apapun tentang email itu jadi aku nggak menganggap email itu serius. Maksudnya sebelum email dari Traveloka itu tidak ada email yang aku kirim ataupun informasi apapun dari Traveloka, dan tidak ada email lanjutan juga tentang email masuk itu. Intinya, tidak ada email yang mengatakan kalau NNV Hostel sedang tutup untuk alasan yang tidak dapat disebutkan dan baru kembali beroperasi entah lah kapan ☹️☹️☹️☹️. Huh aku kesal dan bingung. Kusampaikan hal tersebut itu ke resepsionisnya dan untung mau membantu menelpon ke customer service Traveloka Singapura.
Aku salut sih, hospitalitasnya memang bagus karna tidak langsung lepas tangan tapi ya setelah itu mau nggak mau kami keluar dari NNV Hostel dan tidak tahu akan menginap di mana. Pikiranku tidak tenang, yang lain pun mesti begitu. Kami berjalan dan benar-benar mengemper di depan sebuah gedung sambil aku berusaha mengemail traveloka karna belum ada kabar sama sekali dari mereka padahal sudah ditelpon pihak NNV Hostel, kami tanpa tujuan ☹️.
Aku lapar yang lain pun juga jadi kami memutuskan untuk makan. Sebenanarya, kelebihan lain kami memilih NNV Hostel karena tempatnya strategis dekat dengan restoran juga, salah satunya Ponggol Nasi Lemak. Kami memutuskan untuk ke situ, duduk, makan , sambil mencari penginapan pengganti. Memasuki restoran Ponggol Nasi Lemak ......
......DRAMA BERIKUTNYA PUN DIMULAI......KAMI DITOLAK PONGGOL NASI LEMAK ☹️
Astagaaa, ya nggak ditolak juga sih. Jadi ceritanya gini saat kami masuk salah satu pelayan berteriak, "Non Halal Non Halal' sambil melambaikan tangan. Yaampun baik sekali memberitahu kami, gara-gara melihat Pici yang mengenakan jilbab kali ya. Lalu salah satu waitress memanggil kami, dia berkata memang menu tidak menggunakan babi tetapi mungkin dalam memasak ataupun penyajiannya tidak halal. Dia menambahkan info kalau ada resto halal di seberang jalan. Baik sekali sumpah 😍.
Kami kembali ke tempat ngemper kami tadi dan kembali mengemper. Pici langsung menunjukkan alternatif penginapan yang ia temukan lewat tiket dot com. Ada Drop Inn Hostel di dekat lokasi kami hanya sekitar 6 menit berjalan kaki tepatnya 650m jaraknya dan harganya lebih murah Rp30.000,00 hehe lumayan ya itu, beruntungnya lagi kamar untuk 4 orang masih ada malam itu. Tapi masalahnya uang pengganti NNV Hostel belum dikembalikan Traveloka, walaupun aku sudah mengemail tetapi belum dibalas-balas. Pici menawarkan mau menalanginya dulu 😊 Pici hatimu terbuat dari emas 😊 (Pici pasti geli kalau baca ini hahaha). Singkatnya kami langsung book Drop Inn Hostel dan menuju ke sana. Berjalan kaki sejauh 650 m ternyata terasa seperti 6 km ya kalau perut lagi kosong, badan sudah capai, dan masih harus menggeret-geret koper.
Sampai Drop Inn Hostel kami langsung disuruh masuk dan menunggu resepsionisnya datang. Btw hostelnya keren menurutku, ekonomis minimalis praktis. Petugas resepsionis tidak berjaga di resepsionis desk tetapi di hostelnya sudah memakai sistem lock dengan pin jadi kami menghubungi terlebih dahulu petugas resepsionisnya lalu disuruh membuka pintu dengan PIN yang telah diberi tahu. Tidak begitu lama resepsionis datang dan kami check-in.
Drop Inn Hostel tampak depan (sumber: Agoda) |
Kami mendapat berkah setelah drama yang kami lewati, kamar kami diupgrade menjadi kamar yang untuk 6 orang karena yang untuk 4 orang sudah terpakai semua. Ya tentu saja kami senang, kamar lebih luas, kami bisa leluasa membuka koper dan menaruh barang-barang kami sertaaa tentu saja bebas memilih kasur hahaha. Kamar kami ini letaknya di lantai 2. Di kamar kami terdapat 2 bunk bed dan 1 double bed. Kasur double bed untuk aku dan Pici, 2 kasur bunk bed yang bawah dipakai Suryo dan Aldo. Jujur nih, kasurnya empuk sekali dan bersih!!! Untuk fasilitas hotel, terdapat 1 kamar mandi sharing di lantai 2 dan 2 di lantai 1, musholla, mesin cuci, hair dryer, pemanas air, minuman sachet juga ada di lantai 1. Cinta sekali sama hostel ini, sangat nyaman! Ini link Drop Inn Hostel yang ada di tiket dot com, dapat kukatakan bahwa foto-foto yang ada sama dengan kenyataannya! Even better karena tidak menyebabkan drama dan aku mendapatkan pelayana yang memuaskan setelah drama hari ini 😊.
Setelah kami beres-beres dan bebersih diri, kami ingin makan karna sudah tidak bisa menahan lapar. Awalnya mau coba grabfood karna sudah sangat capai tapi lumayan juga ya harganya. Akhirnya kami memutuskan untuk makan diluar saja yang dekat penginapan. Kami menuju Adam's Corner, tampaknya ini resto halal yang dimaksud waitress Ponggol Nasi Lemak tadi karna Adam's Corner ini bertuliskan halal food. Wih buka 24 jam, malah itu yang terlintas di benakku. Tentu saja yang kami pesan adalah Nasi Lemak karena sudah tergiur nasi lemak. Harganya SGD 4.50, lumayan mahal juga tapi worth the price!!!!!! Enak sekaliii. Nasinya enak, ayam gorengnya enak, teri petainya enak, ikan gorengnya enak, telur ceploknya enak, aku yakin ini bukan efek lapar tapi memang enak. Wah juara sih, bukan main. 2 berkah didapat setelah 2 drama terjadi. Yap, memang selalu ada pelangi setelah badai 🌈🌈.
Seporsi berkah dari drama hari ini |
Setelah makan, kami langsung balik ke hostel kok karena sangat capai dan langsung tidur.
Besok adalah hari besar karna kami akan ke Universal Studio Singapore (USS) seharian!!! 😀
Di USS we got the most insane experience rasanya kaya jantungnya diambil dan dilempar-lempar dan aku juga kalap belanja printilan-printilan lucu untuk oleh-oleh 🤭🤭. Yup aku juga ada rekomendasi wahana dan tips untuk ke USS. Yasssh, ikuti terus perjalanan kami yaa.
......bersambung ke Part 2: Universal Studio Singapore Day!
---
Masalah penginapan sudah teratasi hari itu juga kok guys. Traveloka mengakui kesalahannya, sangat responsif dan cekatan membalasku, sampai aku ditelpon segala, mungkin karena kondisiku sudah di Singapura dan terlantar kali ya haha. Aku ditanya apa sudah mendapat penginapan baru dan apa book lewat Traveloka atau platform lain. Lalu mau mengganti harga penginapan sesuai dengan nominal saat booking yang dikirim 5-7 hari kerja ke kartu debit yang digunakan untuk book. Ganti ruginya dikirim ke rekeningku pada tanggal 7 November 2019 dan aku mendapat kompensasi berupa voucher Traveloa senilai Rp200.000,00 Yesss. Good job, Traveloka! Big applause karna sangat gercep menyelesaikan masalah! Setelah itu, aku nggak begitu mepermasalahkan karna aku telah mendapat penginapan pengganti yang nyaman dan mereka mau bertanggung jawab. Case closed 😀
Atleast kami dapat pelajaran dari perjalanan ini, pastikan lagi semua komponen perjalanan sudah benar-benar aman, terutama penginapan kalau bisa hubungi pihak penginapannya untuk crosscheck. Lalu kalau bisa selesaikan semua agenda sebelum pergi, jangan membawa kerjaan atau tugas selama perjalanan, misalnya ada wawancara kerja coba dinego waktunya sebelum perjalanan atau setelah perjalanan berakhir karna tidak tahu apakah ada tempat yang memungkinkan untuk melakuan wawancara kerja atau kesecurean sinyal dan sebagainya. Untung Aldo sudah sempat wawancara di bandara, kalau belum bisa pusing mau wawancara di mana karna ditolak penginapan dan berujung ngemper. Boleh perjalanan murah tapi jangan sampai hati gundah hehehe.
---
Budget Backpacker Singapura - Malaysia 2019 Part 1 (4 November 2019):
! harap diingat ini merupakan pengeluaran prinadiku dan harga ini merupakan harga yang berlaku di bulan November 2019. Kurs SGD yangg berlaku saat itu menurut kurs dari Jenius (SGD 1 = Rp10.537,00)!
Komponen Perjalanan | Unit | Harga | Harga Perorang |
Transportasi | |||
Taksi online St. Pasar Senen - St. Gambir | 1 | Rp16.000,00 | Rp 4.000,00 |
Bus DAMRI St. Gambir - Bandara Internasional Soekarno Hatta (CGK) | 1 | Rp50.000,00 | Rp50.000,00 |
MRT Changi International Airport - Lavender | 1 | SGD 2.13 | Rp22.443,00 |
Konsumsi | |||
Popmie di kereta | 1 | Rp 8.000,00 | Rp 8.000,00 |
Ayam Geprek Indomaret (2x) | 2 | Rp24.000,00 | Rp24.000,00 |
Nasi lemak Adam's Corner | 1 | SGD 4.50 | Rp47.416,50 |
TOTAL | Rp155.859,50 |
Jadi, di hari keberangkatan dan hari pertama aku di Singapura, aku mengeluaran uang sebesar Rp155.900,00 😃
---
Cerita Trip Singapura - Malaysia 2019 episode yang lain:
- Merencanakan Liburan Murah ke Singapura dan Malaysia 2019 (Tips Liburan Murah)
- Pakai Jenius Untuk Naik MRT dan Bus di Singapura
- Part 2: Universal Studio Singapore Day!
- Part 3: Mencicipi Kopi dan Roti Mentega Legendaris, Berfoto di Landmark Singapura, Yes Sudah Sah ke Singapura!
- Part 4: Bertolak Ke Kuala Lumpur Dengan Bus Malam
- Part 5: Jelajah Kuala Lumpur dalam 1 Hari dengan Bus Gratis
- Part 6: Melipir ke Putrajaya Sebelum Pulang
---
Ke mana lagi langkah kakiku membawaku pergi? Yuk ikuti!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar